DPRD Sulbar Pelajari Strategi Bali Tekan Stunting dan Berdayakan Perempuan

0


BALI, Sulbarpost.com –
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Amalia Fitri, bersama jajaran Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sulbar melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi Bali, Senin–Selasa, 14–15 April 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari strategi dan inovasi yang telah sukses diterapkan Pemerintah Provinsi Bali dalam menurunkan angka stunting dan memberdayakan perempuan.

Dalam rombongan kunker tersebut, hadir sejumlah anggota Pansus DPRD Sulbar, yakni Masdar Mahmuddin, I Putu Suardana, Saddam, Murniati, Reski Irmayani Mappigau, dan A. Nurul Fathiyah.

Turut mendampingi, perwakilan dari dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Sulbar, yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).

Pertemuan pertama berlangsung di Kantor Dinas Sosial P3A Provinsi Bali. Ketua DPRD Sulbar bersama rombongan disambut hangat oleh Plt. Kepala Dinas Sosial P3A Bali, Luh Hety Veronika, bersama jajaran.

Diskusi yang berlangsung difokuskan pada keberhasilan Pemprov Bali dalam menurunkan prevalensi stunting hingga mencapai angka 7 persen pada tahun 2023—jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 21 persen.

Dalam pemaparannya, Luh Hety menjelaskan sejumlah program kunci yang berkontribusi terhadap capaian tersebut, seperti pendidikan pernikahan pranikah, sosialisasi kesehatan yang masif, pelatihan keterampilan untuk pemberdayaan perempuan, serta kolaborasi erat lintas sektor dan komunitas adat.

Bali juga dikenal memiliki struktur desa adat yang kuat dalam mendukung program pembangunan sosial dan budaya secara berkelanjutan.

Selanjutnya, rombongan DPRD Sulbar melanjutkan kunjungan ke Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Di sana, mereka diterima oleh dr. Komang yang mewakili Kepala Dinkes Bali.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas secara rinci strategi penurunan stunting yang telah diimplementasikan sejak 2018 hingga 2023.

Bali mencatat penurunan signifikan prevalensi stunting, dengan sejumlah kabupaten berhasil mencapai angka di bawah 20 persen.

Beberapa inovasi unggulan yang dijalankan Dinkes Bali mencakup aksi gizi masyarakat, program ibu hamil sehat, penguatan peran posyandu, edukasi gizi ke sekolah-sekolah, pemberian suplemen gizi, serta sinergi lintas sektor bersama pemerintah desa, PKK, dan lembaga terkait lainnya.

Meski banyak pencapaian positif, Dinkes Bali juga mengakui adanya tantangan yang masih perlu ditangani, seperti cakupan pemeriksaan anemia pada remaja dan ibu hamil, serta peningkatan ASI eksklusif selama enam bulan pertama.

Untuk menjawab tantangan tersebut, berbagai pendekatan kreatif dilakukan, termasuk lomba menu bergizi dan pemanfaatan bahan pangan lokal kaya protein.

Amalia Fitri menyampaikan apresiasi atas sambutan yang diberikan oleh jajaran Pemprov Bali. Ia menilai kunjungan kerja ini sangat bermanfaat sebagai referensi bagi DPRD dan Pemprov Sulbar dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk menurunkan stunting serta meningkatkan pemberdayaan perempuan di daerah.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan Bali, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat dan pemberdayaan perempuan. Kami berharap hasil dari kunjungan ini bisa kami adaptasi dan implementasikan di Sulawesi Barat untuk membangun masyarakat yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya,” ujar Amalia.(**/Adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *