Sandeq Heritage Festival 2024, Ridwan: Ada Acara Maulid, Sandeq Race hingga Pentas Menari di Sandeq Klasik

MAMUJU, Sulbarpost.com – Segala persiapan sudah dilakukan panitia dalam pelaksanaan Sandeq Heritage Festival (SHF) 2024 dalam menyambut hari ulang tahun Sulbar ke-20.

Wakil Ketua SHF 2024 sekaligus pemerhati Sandeq Ridwan Alimuddin mengatakan peserta saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti SHF 2024.

“Passandeq saat ini sedang memproses persiapan layarnya. Jadi semua layar sudah dibagi, dimana sudah ada sekitar 18 layar sudah dicetak,” kata Ridwan, Kamis 5 September 2024.

 

Ia menambahkan sejauh belum ada perubahan jadwal dimana dimulai tanggal 16 September 2024 pelepasan di Tanjung Silopo Polman tiba di Mamuju pada tanggal 21 September 2024.

 

“Ada nanti penari dikapal sandeq lebih 200 orang. Tahun ini cukup bede sebelumnya dimana setiap Passandeq difoto terlebih dahulu satu persatu. Jadi ketika diumumkan nanti bukan hanya Sandeqnya tapi pelayarnya juga ditampilkan,” tambahnya.

 

Kemudian, foto mereka akan diberikan dalam bentuk bingkai usai pelaksanaan SHF 2024. Tim kesenian juga saat ini terus bekerja mempersiapkan segala persiapan dalam pelaksanaan SHF 2024.

 

“Kita tidak buat besar-besaran pentas seninya, namun karena bersamaan hari maulid maka akan dilaksanakan maulid bersama para Passandeq, pelaksanaan jam 8.00 pagi saat acara pelepasan,” ungkapnya.

 

Ia membeberkan bahwa ada 48 peserta Sandeq Race, 17 Sandeq Klasik, dan ada 50 an kapal motor, sehingga ada rute sebelumnya tidak digunakan seperti pelabuhan di Majene karena tidak memungkinkan.

 

“Etapenya Silopo-Pamboang rencana awal atau rencana kedua finish di Majene dan kemudian langsung Sandeq ditarik ke Pamboang, karena kondisi pantai Majene untuk start tidak memungkinkan,” bebernya.

 

Kenapa disebut Sandeq Heritage Festival?:

 

Sandeq Heritage Festival yang dalam bahasa Indonesia berarti Festival Warisan (Budaya) Sandeq adalah kegiatan yang bertujuan melestarikan salah satu bentuk budaya di Provinsi Sulawesi Barat yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tahun 2016. Sebagai sebuah warisan (heritage) yang sudah diakui, sandeq harus terus menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sulawesi Barat. Tidak hanya di kalangan nelayan atau pelaut, tapi juga harus unsur masyarakat lainnya, termasuk pemerintah. Salah satu

bentuk kegiatan tersebut adalah dalam bentuk festival.

 

Apa perbedaan SHF dengan Sandeq Race?

 

Sebab tidak hanya berisi kegiatan lomba, maka kegiatannya disebut Sandeq Heritage Festival, yang mana salah satu kegiatannya adalah lomba perahu sandeq yang lebih

dikenal dengan istilah Sandeq Race. Sandeq Race adalah lomba perahu layar bercadik

tradisional Mandar jenis sandeq. Diinisasi pelaut Majene bersama Horst Liebner,

antropolog kelahiran Jerman. Mulai dilaksanakan 1995, menempuh rute Majene-Makassar. Saat Sulawesi Barat terbentuk (2004), rutenya menjadi Mamuju – Makassar untuk kemudian Polewali – Mamuju. Sandeq Race adalah satu-satunya even kebaharian nan kolosal Indonesia yang berusia 30 tahun. Sebelum Sandeq Race, sudah ada lomba perahu sandeq, tapi masih skala kecil di Teluk Mandar. Pada akhir tahun 90-an, Sandeq Race mengalami transisi. Yang tadinya menggunakan perahu sandeq yang juga dipakai menangkap ikan, menjadi sandeq yang dibuat khusus untuk perlombaan.

 

Apa saja kegiatan di SHF?

 

SHF adalah bagian dari kegiatan memperingati ulang tahun Provinsi Sulawesi Barat yang ke-20 yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bertajuk “Semarak HUT ke-20 Sulawesi Barat”. Dalam SHF ada beberapa kegiatan, yang utama selain Sandeq Race adalah kegiatan mengajarkan tentang pengetahuan sandeq ke pelajar SMA/SMK di Sulawesi Barat yang disebut “Lajar Sandeq”, akronim dari Pelajar Belajar Sandeq. Ada

juga kegiatan “Joy Sailing”, Parade Perahu yang melibatkan perahu sandeq dan perahu pinisi, dan “Kolosal Pattuqduq Sandeq”, yakni menari di atas perahu sandeq.

 

Adapun, rute Sandeq Race 2024 diantara:

 

– Silopo – Pamboang 16 September

 

– Pamboang – Banua Palipi 17 September

 

– Banua Palipi – Deking 18 September

 

– Deking – Mamuju 19 September

 

– Pulau Karampuang 21 September.(rls/adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *